Selasa, 15 September 2015

Pink Beach - The Real Face of Indonesia

"Indah tanah airku Indonesia Raya pujaan hatiku, Tanah air ku yang kaya raya dengan pemandangan alamnya....." Itulah cuplikan dari sebuah lagu keroncong yang sering dinyanyikan oleh orang tua saya dan syairnya sangat mengena di hati saya. Dari situlah niat pembuktian akan syair lagu tersebut muncul. Dan inilah salah satu bukti indahnya Indonesia ku,  Pink Beach....!!!

Selain pantainya yang berpasir lembut berwarna pink, juga tebing-tebing yang mengelilinginya tak kalah indahnya seolah sedang memeluk erat sang kekasih dan tak rela jika dijamah oleh tangan-tangan jahil yang akan mengotorinya. Jika kita menaiki tebing ini dan melihat ke arah sebaliknya dari pink beach maka tampaklah sebuah pantai berpasir putih yang tak kalah indah dengan pink beach. Sungguh Tuhan sedang tersenyum saat menciptakan tempat ini.

Warna pink pada pasirnya terbentuk dari butir-butir warna putih pasir bercampur dengan warna merah muda dari serpihan karang dan bias sinar matahari serta terpaan air laut menambah semakin jelas terlihat warna pink pada pantai tersebut. Pantai ini begitu tenang dan hanya memiliki ombak yang kecil sehingga membuat wisatawan merasa nyaman ketika bermain.
Pantai yang bernama asli Pantai Tangsi atau Tangsi Beach ini terletak di desa Sekaroh, kecamatan Jerowaru, Lombok.Timur. Pantai ini merupakan salah satu pantai dari 7 pantai di dunia yang mempunyai pasir berwarna pink oleh karenanya tempat ini menjadi destinasi wisata unggulan. Letaknya yang tersembunyi dan jauh dari pusat kota membuat pantai ini terjaga keindahanya.
Infra struktur yang kurang memadai dan fasilitas yang masih dapat dibilang minim membuat jarang pengunjung yang datang. Belum ada area parkir di dermaga sehingga kami harus meninggalkan kendaraan dalam keadaan tidak terjaga. Fasilitas toilet atau tempat ganti pakaian ataupun bilas juga belum tersedia, hanya ada beberapa rumah penduduk yang memperbolehkan toilet atau kamar mandinya di pinjam oleh wisatawan, namun itupun tidak memenuhi syarat kebersihan. Ada beberapa warung makan di tepi pantai yang menjual ikan bakar, nasi rames dan mie instant namun saya sarankan sebaiknya membawa makanan dari kota karena makanan yang tersedia disini kurang bersih. Semoga Pemda setempat cepat tanggap akan hal ini dan segera dibangun fasilitas yang diperlukan. Pemandangan sebaliknya akan dijumpai setiabanya di lokasi Pink Beach.

Pemandangan indah dengan air yang bening, pasir yang berwarna pink, tebing-tebing karang yang berkelok-kelok indah dan bersih sungguh sangat memukau. Untuk mencapai pantai ini saya harus menempuh perjalanan sekitar 2 jam dari Mataram dan ketika sampai di dermaga saya masih harus menyewa perahu motor kapasitas 10 orang seharga Rp.1,000,000.- (sudah termasuk peralatan seperti pelampung dan alat snorkling). Perjalanan dari dermaga ke pink beach memakan waktu sekitar 30 menit, dan sepanjang perjalanan kami dimanjakan dengan pemandangan alam yang indah sekali hingga tak sanggup untuk melukiskannya. Tebing-tebing batu karang yang berwarna hitam legam, kecoklatan, kuning hingga putih berjajar memagari setiap sisi pantai hingga kami harus sibuk menoleh ke kiri kanan karena kesemuanya indah.
Kami sempat melewati pantai mungil berpasir putih terletak di antara deretan batu karang yang hitam legam menciptakan perpaduan warna yang sangat indah. Di sisi kiri kami terdapat sebuah tebing yang menjulang tinggi dan luas. Dari tebing inilah pemandangan pink beach terlihat sangat indah. Selain itu di sisi kanan kami terdapat sebuah tebing eksotis dengan air laut yang bening hingga tembus kedasarnya
Setelah puas bermain-main di pantai, kami segera kembali ke perahu untuk melanjutkan perjalanan ke pulau monyet sambil menikmati santap siang ikan bakar, udang goreng, sambel+lalap dan gulai ikan yang kami pesan dari pengemudi kapal dengan harga Rp.25,000/orang. Pulau monyet sangat kecil namun memiliki pantai dengan air yang sangat jernih dan benar-benar tembus pandang tanpa memakai alat bantu pandang apapun meskipun kami hanya berada di pinggiran pantai, namun jika ingin melihat indahnya taman laut dengan warna warni karang dan ikan hias maka perlu berjalan agak ketengah hingga sebatas pinggang orang dewasa. Jika anda berenang lebih ke tengah lagi maka akan menyaksikan surga bawah laut yang luar biasa indahnya.

Dalam perjalanan pulang menuju dermaga kami sempat mampir di Pulau Pasir. Pulau ini hanya muncul jika air laut surut.  Pemandangan indah lainnya pun saya jumpai disini, banyak bintang laut bertebaran disana sini serta gelombang pasir yang tersusun indah alami setelah ditinggal oleh airnya karena menyusut bagaikan sebuah lukisan alam.

 Sesungguhnya Anda termasuk orang yang merugi jika tidak sempat mengunjungi tempat ini.




1 komentar:

  1. potonya bagus banaget jadi pingin coba kesana,salam sukses dari kawah Putih,admin ijin simpan ling untuk
    1.Hotel di Pangandaran
    2.Hotel Jabar
    3.Wisata Pantai Selatan

    BalasHapus