Adalah salah satu obyek wisata andalan kota Kediri yang memiliki bentuk unik dengan nlai arsitektur tinggi yang banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun asing. Pada waktu saya memasuki kawasan wisata ini saya merasa sedang memasuki sebuah kawasan candi batu pada jaman sebelum masehi, karena semua bangunannya terbuat dari batu baik itu gedung, rumah, monumen maupun pagar dan jalanan semua terbuat dari batu.
Tempat wisata ini adalah sebuah bangunan gereja yang didirikan di lereng gunung Wilis di desa Puhsarang, kecamatan Semen, Kediri, Jawa Timur. Tepatnya sekitar 10 km arah barat daya kota Kediri.
Kawasan tempat ibadah ini dibangun pada tahun 1930 oleh Romo Jan Wolters
CM dan di design/dirancang oleh Ir. Henricus Maclaine Pont. Yang membuat tempat ini menjadi sangat menarik adalah karena seluruh bangunannya terbuat dari batu sungai yang disusun sedemikian rupa sehingga menciptakan sebuah kawasan yang sangat artistik, indah bagaikan sebuah taman di Jaman Batu (Megalith). Tak heran jika pengunjung yang datang bukan hanya dari kaum Kristiani saja tapi juga wisatawan yang beragama lain seperti yang saya lakukan.
"Iboe Maria ingkang pinoerba tanpa dosa asal, moegi mangestonana kawoela ingkang ngoengsi ing Panjenenengan Dalem"
(Bunda Maria yang terkandung tanpa noda dosa asal, doakanlah aku yang datang berlindung kepada Mu).
Sebagai seorang muslim saya berkunjung ke tempat ini hanya untuk berwisata dan menyaksikan kehebatan arsitektur kuno yang memadukan semua aspek termasuk budaya setempat, agama dan keyakinan yang menjadikan tempat ini sangat patut disebut luar biasa. Beberapa bangunan dan monumen serta taman bunga dan ruang terbuka hijau diletakan dengan tatanan landscape yang sangat selaras sehinga mengundang decak kagum para pengunjung. Sekalipun saya tidak mengerti arti dan maksud dari monumen serta ornamen yang terdapat disitu namun saya dapat mengagumi tempat ini dan membayangkan betapa tingginya nilai seni yang dituangkan dalam sebuah karya arsitek jawa kuno oleh seorang berkewarganegaraan Belanda.
Saya melihat beberapa wisatawan Kristiani yang berdoa di tempat-tempat tertentu seperti di depan altar dekat miniatur gua Maria Lourdes yang merupakan replika dari patung Maria Lourdes dan beberapa tempat yang memang disediakan untuk berdoa. Didalam gua tersebut terdapat sebuah patung kecil dengan tulisan berbahasa jawa diatas sebuah kuningan :
"Iboe Maria ingkang pinoerba tanpa dosa asal, moegi mangestonana kawoela ingkang ngoengsi ing Panjenenengan Dalem"
(Bunda Maria yang terkandung tanpa noda dosa asal, doakanlah aku yang datang berlindung kepada Mu).
Gua kecil yang berada di sebelah kanan Gereja ini merupakan sebuah gua
yang banyak didatangi oleh bukan hanya umat Katolik untuk berdoa,
melainkan juga oleh umat lain yang bukan Katolik untuk melakukan
meditasi atau bersemedi untuk memanjatkan Doa kepada Tuhan yang Maha Esa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar